6 Cara Kembangkan Active Listening dalam Berkomunikasi
Ada salah satu metode komunikasi yang sangat berdampak dalam lingkungan pergaulan, dimana perilaku tersebut dapat memicu kedekatan antara sesama pihak hingga membentuk dukungan emosional yaitu aktif mendengarkan.
TIPSKOMUNIKASIPENGEMBANGAN DIRI
Fathia Hidayatul Ramdhani
7/15/20242 min baca
IMPAKTIF.COM - Perilaku aktif mendengarkan atau Active Listening, adalah pola mendengar yang didesain buat membantu menjadi pendengar yang baik dengan menggabungkan beberapa elemen penting.
Salah satu elemennya yaitu memperhatikan mereka bicara dengan teliti, lalu memastikan bahwa informasi yang diterima sama antara persepsimu dengan yang mereka berikan.
Selain itu, perilaku aktif mendengarkan harus mampu menahan diri agar tidak nge judge atau bahkan memberi saran kepada seseorang yang sedang curhat, kalau mereka tidak minta.
Sehingga, mereka lebih nyaman serta lebih terbuka dan membuat mereka cerita terus-terusan. Dengan begitu, akan timbul lah reasksi emosional hingga memicu kedekatan antara pihak terkait.
Tapi biasanya, metode komunikasi Active Listening ini tidak selalu bisa diterapkan dalam berkomunikasi. Apalagi, jika pihak yang curhat berada dalam lingkup sangat personal.
Karena sejatinya, manusia sudah memiliki masalah hidup masing-masing dan menambah beban cerita hanya akan saling merugikan. Di sinilah peran psikolog, atau pusat bantuan kesehatan mental sejenis.
Meskipun demikian, Active Listening tipis-tipis masih jadi pola berkomunikasi yang baik dalam memahami rekan kerja atau pun kawanan di lingkungan sosial untuk membentuk kedekatan emosional.
6 Cara Kembangkan Active Listening dalam Komunikasi
Pertama, seorang pendengar selain fokus pada apa yang dikatakan lawan bicara, perhatikan juga apa yang tidak dikatakan atau sikap non verbal berupa gerak-gerik tubuh atau lainnya agar memahami konteks apa yang dikomunikasikan.
Kedua, pengembangan komunikasi Active Listening bisa dimulai dengan mengembangkan konteks dan identitas lingkungan serta nilai pengalaman hingga lingkungan. Sehingga, pihak pendengar mampu merefleksikan dan menyimpulkan permasalahan tersebut.
Dari sana lah, terbentuk pemahaman dari kedua belah pihak sebagai metode ketiga. Akibatnya, pihak pendengar mampu mengenali hingga mengidentifikasi jika ada hal yang ingin diketahui lebih lanjut dengan melihat tanda-tanda non verbal dari pihak lawan bicara tadi.
Lalu yang keempat, seorang pendengar aktif juga bisa mengintegrasikan kata-kata dengan intonasi melalui gerak-gerik non verbal tadi untuk menetapkan arti dari komunikasi itu secara utuh.
Sehingga, si Active Listening dapat membedakan setiap emosi dari pola tertentu hingga membuat percakapan tersebut jadi lebih berkualitas. Pahami konteks bahwa, mendengarkan adalah sebuah usaha dan tidak mudah dilakukan sebagai poin kelima.
Terakhir pada poin keenam yang bisa dilakukan sebagai cara kembangkan Active Listening dalam komunikasi yaitu mengungkap dan menggali informasi tersembunyi, atau bahkan yang tidak dikatakan secara gamblang. (*FAT)
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wXtcbbw0uaM & https://www.youtube.com/watch?v=ZQtOklSDlVA&pp=ygUfa2V0ZXJhbXBpbGFuIG1lbmRlbmdhcmthbiBha3RpZg%3D%3D