Ancaman Gangguan Kesehatan Mental pada Gen Z

Di era modern ini, permasalahan kesehatan semakin beragam, termasuk ancaman gangguan kesehatan mental yang banyak dialami oleh para remaja dan usia produktif, khususnya kelompok Gen Z (15-24 tahun). Fenomena ini menjadi isu yang semakin berkembang dan perlu mendapat perhatian serius.

BERITAPSIKOLOGI

Tama Ariyanti R Lolong

3/27/20252 min baca

IMPAKTIF.COM - Kesehatan mental adalah keadaan di mana manusia sejahtera mentalnya, sehingga mampu mengatasi berbagai tekanan hidup, serta mampu berfungsi dengan baik dalam aktivitas sehari hari, dan berinteraksi sosial. Kesehatan mental seringkali dianggap terpisah dari aspek kesehatan secara umum, padahal seseorang dikatakan sehat apabila kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan hampir 1 miliar orang di dunia menderita gangguan jiwa. Di Indonesia, survei kesehatan yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa prevalensi depresi di Indonesia mencapai 1,4%, dengan angka tertinggi terjadi pada kelompok usia remaja (15-24 tahun), yakni sebesar 2%.

Salah satu gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi adalah depresi. Depresi merupakan penyebab disabilitas paling banyak di kalangan remaja. Meskipun memiliki prevalensi tertinggi, kelompok Gen Z sering kali tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Hal ini berisiko memperburuk kondisi mereka dan menyebabkan masalah sosial yang lebih besar, seperti penyakit yang semakin parah, percobaan bunuh diri, penggunaan narkoba, dan perilaku merugikan lainnya.

Keterlambatan dalam mencari pengobatan menjadi salah satu alasan utama rendahnya angka pengobatan bagi remaja dengan gangguan kesehatan mental. Banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahwa mereka sedang mengalami gangguan kesehatan mental, atau bahkan merasa enggan untuk mencari pertolongan medis. Oleh karena itu, penting bagi para remaja untuk mengenali gejala-gejala gangguan kesehatan mental, sehingga mereka dapat segera mencari bantuan yang diperlukan.

Gejala Umum Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja

Melansir dari Kementerian Kesehatan, ada tujuh gejala umum gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai pada remaja:

  1. Kesulitan Mengendalikan Emosi Remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental seringkali kesulitan dalam mengontrol emosinya. Mereka cenderung lebih sensitif dan mudah marah tanpa alasan yang jelas.

  2. Perubahan Perilaku Perubahan perilaku yang signifikan, seperti menjadi lebih membangkang, mudah tersinggung, atau cemas, sering kali menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental. Mereka juga bisa kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya sangat mereka sukai.

  3. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial Remaja yang mengalami gangguan mental cenderung lebih suka menyendiri dan merasa cemas saat harus bersosialisasi dengan orang lain.

  4. Rasa Tidak Percaya Diri Gangguan mental juga dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri. Remaja yang mentalnya terganggu akan merasa tidak berharga dan meragukan kemampuan diri mereka.

  5. Penurunan Prestasi Kehilangan minat pada aktivitas sekolah dan kegiatan sehari-hari dapat berdampak langsung pada prestasi akademis mereka.

  6. Gangguan Pola Makan dan Tidur Gangguan kesehatan mental seringkali memengaruhi pola makan dan tidur remaja. Beberapa remaja mungkin mengalami insomnia atau tidur berlebihan, serta perubahan pola makan seperti kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan.

  7. Keluhan Fisik Gangguan mental juga dapat memunculkan gejala fisik, seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, nyeri punggung, serta rasa lelah yang berkepanjangan.

Mengapa Kesehatan Mental Remaja Penting?

Kesehatan mental merupakan aspek yang sangat vital dalam proses pertumbuhan dan perkembangan remaja. Remaja yang sehat secara mental akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup, beradaptasi dengan perubahan, serta meraih impian mereka. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa remaja memiliki kesejahteraan mental yang baik agar dapat tumbuh menjadi individu yang produktif dan bahagia. (*TARL)

Sumber : Survei Kesehatan Indonesia 2023.