3 Panduan Kehidupan Manusia Sejati

Kehidupan yang kita jalani, sering sekali jauh dari kehidupan manusia sejati, berikut 3 panduan untuk menjalani hidup ala manusia sejati.

TIPSPENGEMBANGAN DIRIBERPIKIR KRITIS

M. Reski

3/23/20243 min read

four boy playing ball on green grass
four boy playing ball on green grass

IMPAKTIF.COM - Berselancar di media sosial adalah kegiatan paling mudah dan relevan untuk sedikit mengurangi penat, konten-konten buatan manusia banyak bertebaran setiap hari ada yang lucu, sedih, bahagia, tentang agama, pendidikan, musik dan masih banyak lagi.

Selama menghabiskan waktu untuk menggulir-gulir beranda, terkadang ada video yang membuat kita terperangah, saking lucunya, saking sedihnya dan tak jarang konten tersebut berguna untuk kehidupan kita sebagai manusia.

Tulisan ini adalah hasil menggulir media sosial dan mempertemukan saya dengan konten milik Satu Persen dengan judul "kenapa kita harus sekolah?".

Setelah menonton dan mendengarkannya berulang kali, saya mendapat 3 insight yang akhirnya menjadi 3 panduan kehidupan manusia sejati.

3 panduan hidup manusia sejati tersebut adalah sebagai berikut :

1. Belajar Bahagia

Panduan kehidupan manusia pertama adalah belajar bahagia

Albert einsten, memiliki catatan pribadi di selembar kertas tentang kebahagiaan yang berhasil dilelang dengan harga Rp. 21 miliar.

Aristoteles, Ibnu Rusydi dan masih banyak tokoh besar yang telah mencoba mengerucutkan serta memetakan konsep menjalani kehidupan manusia penuh kebahagiaan.

Banyaknya pembahasan mengenai kebahagiaan, tentu disebabkan oleh pentingnya keberadaan bahagia itu untuk dalam kehidupan manusia, bahkan Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan suatu resolusi yang berisi "mengejar kebahagiaan adalah tujuan dasar manusia."

Secara teori memang sudah banyak pakar mencoba memetakan konsep kebahagiaan dan berbagai cara untuk meraihnya. Namun, sampai kapanpun tidak akan ada teori tunggal tentang kebahagiaan yang sesuai dengan kehidupan manusia yang beragam.

Untuk itu, kita perlu mempelajari kebahagiaan itu untuk diri kita. Mulai menanyakan pada diri sendiri sebenarnya apa yang membuat kita bahagia, petakan keadaan-keadaan, situasi serta orang yang mampu menyuntikkan kebahagiaan pada diri masing-masing.

Siapapun tak akan mengerti apa yang membuat kita bahagia, konsep mana pun tak akan ada yang sama persis dengan yang kita harapkan sebagai individu karena setiap orang punya standard dan cara meraih bahagianya masing-masing.


2.
Mengembangkan diri

Diri sendiri seorang manusia sejati termasuk juga bagian dari dunia, untuk itu dengan mengembangkan diri sendiri berarti kita juga telah membantu mengembangkan dunia.

Mengembangkan diri, berarti mengupayakan diri sendiri untuk menjadi manusia sejati. Untuk mencapai pengembangan diri sehingga kita sampai pada level manusia sejati setidaknya butuh 2 modal awal:

  1. mengidentifikasi, proses ini dapat dilakukan dengan melihat yang masih kurang, yang masih bisa ditingkatkan, setelah semua teridentifikasi, selanjutnya kita perlu,

  2. merancang, selanjutnya kita bisa memetakan cara apa yang dapat dilakukan untuk mencukupi hal yang masih kurang setelah tadi melakukan identifikasi.

Contoh : saya mengidentifikasi dalam diri saya masih sangat sering menunda untuk menyelesaikan pekerjaan (prokrastinasi) maka saya memilih untuk mencari pelatihan management waktu serta langkah lain yaitu mengikuti klub atau komunitas positif yang mendorong dan saling mendukung.

Kemampuan untuk mengembangkan diri setiap orang bervariasi, ada yang sudah mampu sejak dini, ada yang mampu setelah ikut pelatihan, setelah kenal seseorang dan masih banyak lagi, serta ada yang kurang dan belum mampu.

Poin manis yang saya maksud pada bagian kedua ini adalah :

Saling membantu untuk berkembang.

Saya ingin mengambil contoh dunia kerja, data menunjukkan angka Angkatan Kerja kita 144,01 juta orang dan angka pengangguran adalah 8.40 juta orang.

Lewat data tersebut sebenarnya kita mengerti bahwa 17 orang yang sudah lebih dahulu bekerja hanya perlu mengembangkan 1 orang pengangguran saja.

Maksud saya 17 orang ini hanya perlu menjadi peta mengenai dunia kerja untuk 1 orang saja.

Ini mungkin sedikit gila, tapi coba bayangkan jika satu orang yang masih belum bekerja ditangani oleh 1 tim berjumlah 17 orang yang sudah mengerti dunia kerja, betapa tenaga kerja kita akan memiliki kualitas yang luar biasa dan saya yakin angka pengangguran dapat ditekan dengan mudah bahkan habis, mungkin.

"Menurut saya nggak semua orang yang sudah kerja bisa dan mau menjadi peta," "oke stop!!" Kita semua bisa mulai dari diri sendiri dulu, tak perlu menunggu 16 orang lainnya untuk melatih, mendidik, mengembangkan 1 orang, coba dulu aja sendiri.

Yang belum bekerja seperti saya juga bisa mulai coba hubungi seseorang, berdiskusi dengan mereka yang sudah bekerja dan jadikan mereka peta.

3. Belajar seumur hidup ambil dari semua sumber dan sesuaikan sama konteks kehidupan kita.

Manusia sejati, tentu harus mendedikasikan hidupnya untuk belajar selama-lamanya, sebab untuk ilmu tak ada kata cukup. Kita semua harus dan akan terus berjalan sesuai porsi masing- masing tak perlu pilah pilih guru pelajari apapun dari manapun dan sesuaikan dengan konteks kehidupan kita.

Agar lebih mudah begini contoh ilustrasinya :

Kemarin hari ada seorang teman saya yang belajar tentang kegigihan dan kemauan keras akan memberi hasil yang baik lewat game mobile legend. Yang dipelajari adalah ketekunan dan kemauan keras, gurunya mobile legend dan disesuaikan dengan konteks hidupnya yang masih harus memiliki kegigihan dan terus berupaya menjadi yang terbaik, ia berhasil mempelajari keberhasilan akan datang dari mengulang dan mempelajari dengan baik mobile legend itu, begitupun konteks-konteks yang lain dalam hidupnya. (*MR)

Sumber artikel : https://youtu.be/MGYukPhVPDs?si=6qYoRJzWtxInu2LY