Jangan Asal Dengerin, Simak 5 Tekniknya!
Ada alasan kenapa manusia diberi dua telinga dan satu mulut, meskipun faktanya memang kita lebih banyak berbicara daripada mendengar. Maka dari itu, maksimalkan kemampuan mendengar agar tujuan kemanusiaan tercapai.
TIPSKOMUNIKASI
Fathia Hidayatul Ramdhani
8/26/20242 min baca
IMPAKTIF.COM - Untuk meningkatkan kemampuan mendengar, dibutuhkan beberapa teknik penting untuk dilakukan selama berkomunikasi.
Hal tersebut dijelaskan oleh Youtuber Resekiani Mas Bakar dalam video konten berjudul, "Tips mendengarkan aktif dalam coaching."
Menurutnya, seorang manusia dalam mendengarkan harus menangkap aspek verbal dan non verbal agar tercapai tujuan aktif saat berkomunikasi.
Mendengarkan, jangan sembarang asal dengerin, tapi harus mendengarkan secara aktif serta menempatkan keterlibatan signifikan yang bernilai.
5 Teknik Penting Mendengarkan
1. Jauhkan gangguan
Kriteria pertama yang harus dimiliki seorang manusia dalam mendengarkan aktif, yaitu menjauhkan segala gangguan atau pun distraksi selama sesi terkait.
Contoh gangguan bisa datang dari internal, seperti tiba-tiba kepikiran jadwal yang sibuk atau ingat belum matikan kompor di rumah dan jenis distraksi lain.
Cara meminimalisirnya, bisa diatasi melalui latihan meditasi atau teknik pernafasan agar pikiran berada dalam keadaan damai, hingga mampu menenangkan batin.
Sementara, gangguan lain ada juga yang datang dari eksternal, seperti, suara ponsel atau sekedar bunyi lalat berdengung hingga knalpot kendaraan misalnya.
Distraksi jenis ini dapat diminimalisir dengan menciptakan lingkungan sebaik dan senyaman mungkin sampai berada dalam kondisi tidak terganggu.
Tujuannya, agar aktifitas mendengarkan tadi dapat fokus secara aktif pada dialog percakapan dan menciptakan suasana mendukung dalam bercerita.
2. TTKD
Kedua, coba pola TTKD yaitu tentukan Tujuan, Tanya, Koneksi dan ciptakan Dorongan dalam percakapan. Kira-kira, apa tujuan kamu mendengarkan lawan bicara?
Anggaplah kamu seorang Psikolog misal. Tentunya, ragam pertanyaan harus dilemparkan selama sesi perbincangan yang mengindikasikan sikap antusias.
Karena, si pendengar sangat antusias dengan topik tersebut, dapat mengulik lebih banyak informasi lain dari lawan bicara hingga tercipta koneksi dan kedekatan.
3. Konteks dan Konten
Selain itu, pendengar juga bisa fokus ke bahasa tubuh lawan bicara sembari memperhatikan detail cerita kontennya. Misalnya ketika bercerita, mereka akan menangis. Maka, berilah tisu dan air putih.
4. Jangan cari solusi
Amati setiap gerakan kecil lawan bicara, tanpa harus terburu-buru untuk memberi solusi karena terkadang pihak terkait hanya ingin didengarkan saja. Apalagi, jika solusi yang diungkapkan sampai memotong sesi curhat.
"Kita perlu memiliki semua fakta terkait konteks dan konten serta mampu mempertimbangkan ide solusi tapi jangan mengeluarkan kritik atau bahkan komentar yang tidak dibutuhkan," demikian keterangan Youtuber Resekiani Mas Bakar.
5. Refleksi
Terakhir menurutnya, seorang pendengar bisa mengasah kemampuannya dengan melakukan refleksi terkait bahasan kasus.
Kira-kira apa yang kurang, ulangi kembali gagasan tersebut sampai membuat lawan bicara yakin dengan apa yang diungkapkan.
Tujuannya, tentu saja agar pemahaman terhadap lawan bicara bisa lebih baik. Bahkan, pola pikir dalam mendengarkan juga dapat terakumulasi secara mapan.
Artinya, mendengarkan aktif yang berkesinambungan ini dapat membuat pihak lawan bicara merasa dimengerti. (*FAT)
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=HU8PI8IkdU0