Perkembangan Teknologi yang Melahirkan Diplomasi Digital

Seiring berkembangnya zaman semakin berkembangnya juga teknologi yang menghasilkan banyak hal, salah satunya menghasilkan cara berdiplomasi yang modern secara digital.

TEKNOLOGIBERITA

Izzaz Satyu Tjarli

3/20/20242 min baca

IMPAKTIF.COM - Seiring berjalannya waktu teknologi semakin berkembang setiap harinya melahirkan banyak hal hal baru yang solutif terutama pada teknologi digital yang merangkap banyak hal bisa dilakukan melalui platform digital.

Diplomasi digital merupakan suatu cara diplomasi yang baru dengan memanfaatkan internet dan teknologi digital.

Diplomasi digital merubah praktik diplomasi, dari diplomasi konvensional menjadi praktik diplomasi secara digital dengan bantuan data serta teknologi yang canggih.

Dengan lahirnya diplomasi digital karena teknologi yang semakin berkembang memberikan manfaat yang signifikan terutama pada era pandemi COVID-19, yang memberikan dampak terbatasnya akses untuk berdiplomasi secara tatap muka.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa pandemi COVID-19 membawa pengaruh terhadap perubahan cara berdiplomasi pada negara negara di dunia.

Namun dengan adanya bantuan teknologi digital yang sangat membantu dalam proses diplomasi sehingga para perwakilan negara tidak perlu bepergian untuk menghadiri pertemuan internasional.

Hal tersebut terbukti dengan cara Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara terhadap suatu rancangan resolusi melalui surat elektronik.

Diplomasi digital juga dilakukan melalui platform media sosial yang melahirkan istilah twiplomacy, twiplomacy adalah istilah yang dibuat untuk cara berdiplomasi melalui platform media sosial yaitu Twitter.

China menerapkan twiplomacy, China telah menggunakan twitter untuk melakukan diplomasi publik mengenai COVID-19 dengan memantau dan mengukur opini publik asing tentang negaranya.

Twiplomacy tentu saja sangat praktis dan mudah untuk digunakan, namun twiplomacy memiliki kekurangan tersendiri dikarenakan mudahnya informasi yang tersebar di Twitter dapat mengakibatkan kesalahan publikasi kementerian luar negeri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial berperan besar pada praktik diplomasi digital, Twitter maupun media sosial lainnya sudah menjadi alat diplomasi soft power yang hebat karena mewadahi tempat komunikasi antara warga dengan diplomat tanpa birokrasi yang sulit.


Perkembangan teknologi telah melahirkan digital diplomasi yang memberikan hal baru pada praktik diplomasi yang memudahkan serta membuat diplomasi menjadi lebih praktis, namun diplomasi digital juga memiliki dampak yang signifikan apabila disalahgunakan. (*IST)

Sumber Artikel : (https://www.hubunganinternasional.id/main/blog/83?title=Diplomasi+Twitter+%3A+Peluang+atau+Bencana+Era+Diplomasi+Digital%3F)

(https://www.voaindonesia.com/a/diplomasi-digital-alternatif-baru-di-era-pandemi/6315276.html)

Sumber Foto : Download dari web Alinea.id (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.alinea.id%2Fdunia%2Fmenlu-retno-paparkan-4-cara-manfaatkan-diplomasi-digital-b1Xm69nhx&psig=AOvVaw3BI7M-IeCaSBD8nCr-8Gre&ust=1710619067805000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBMQjRxqFwoTCNDHouKG94QDFQAAAAAdAAAAABAD)